SEORANG PEDAGANG KAMBING MALU KEPADA IBU-IBU YANG MEMBELI KAMBINGNYA TERSEBUT.. BERIKUT PENJELASANNYA..!!!

Seorang pedagang hewan qurban menceritakan tentang pengalamannya : Seorang ibu datang memperhatikan dagangan saya. Dilihat dari penampilannya nampaknya bakal tidak bisa beli.
Tetapi tetap masih saya coba hampiri dan menawarkan kepadanya, “Silahkan bu…”, lantas ibu itu menunjuk satu di antara kambing termurah sambil ajukan pertanyaan, ”kalau yang itu berapakah Pak? ”.

“Yang itu 700 ribu bu, ” jawab saya. “Harga pasnya berapakah? ”, Ajukan pertanyaan kembali si Ibuu. “600 deh, harga segitu untung saya kecil, tetapi biarlah……. “Tapi, uang saya hanya 500 ribu, dapat pak? ”, pintanya.
Waduh, saya bingung, karena itu harga modalnya, selanjutnya saya berembug dengan rekan sampai pada akhirnya diputuskan diberikan saja dengan harga itu pada ibu itu.
>


Sayapun mengantar hewan qurban itu sampai kerumahnya, sekian tiba dirumahnya, “Astaghfirullah……, Allahu Akbar…, terasa menggigil semuanya badan karena saksikan keadaan rumah ibu itu.
Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dengan ibunya dan puteranya dirumah gubug berlantai tanah itu. Saya tidak saksikan tempat tidur kasur, kursi ruang tamu, apalagi
perlengkapan menawan atau barang-barang
elektronik,. Yang terlihat hanya dipan kayu


beralaskan tikar dan bantal lusuh.

Di atas
dipan, tertidur seorang nenek tua kurus. “Mak….. bangun mak, nih saksikan saya bawa apa? ”, kata ibu itu pada nenek yg tengah rebahan sampai selanjutnya terbangun. “Mak, saya sudah belikan emak kambing buat qurban, nantinya kita antar ke Masjid ya mak…. ”, kata ibu itu dengan penuh keceriaan.
Si nenek demikian terkaget walaupun tampak bahagia, sambil mengelus-elus kambing, nenek itu berucap, “Alhamdulillah, selanjutnya kesampaian juga apabila emak menginginkan berqurban”.

“Nih Pak, uangnya, maaf ya apabila saya nawarnya kemurahan, karena saya hanya tukang bersihkan di kampung sini, saya punya niat mengumpulkan uang untuk beli kambing yang akan diniatkan buat qurban atas nama ibu saya…. ”, kata ibu itu

Kaki ini bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan tetes air mata, saya berdoa, “Ya Allah…, Ampuni dosa hamba, hamba malu berjumpa dengan hamba-Mu yang pasti lebih mulia ini, seorang yang miskin harta namun kekayaan Imannya sekian luar biasa”.

“Pak, ini cost kendaraannya…”, panggil ibu itu, ”sudah bu, supaya cost kendaraanya saya yang bayar’, kata saya.
Saya cepat pergi terlebih dulu ibu itu tahu apabila mata ini sudah basah karena tak dapat peroleh teguran dari Allah yang sudah mempertemukan dengan hambaNya yang dengan kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan inginkan memuliakan orang tuanya…….

Untuk mulia kenyataannya tidak butuh harta berlimpah, jabatan tinggi terutama kekuasaan, kita bisa belajar keikhlasan dari ibu itu untuk mencapai kemuliaan hidup.

Berapakah banyak diantara kita yang diberi kecukupan pendapatan, namun masih tetap saja ada kengganan untuk berkurban, walaupun sesungguhnya mungkin saja saja harga handphone, jam tangan, tas, ataupun aksesories yg menempel di tubuh kita harga nya lebih lebih mahal di banding seekor hewan qurban. Namun selalu kita sembunyi dibalik kata tidak bisa atau tidak dianggarkan.

Subscribe to receive free email updates: